Perkenalkan, namaku Rahim, lahir sebelum surya bersinar, di Kamis Manis, Tujuh Belas, Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan.
Dari namaku , mungkin semua bisa mengenali saya seorang yang lahir dengan nama yang Muslim.
Saya menghabiskan waktu kecil bersama nenek, jauh dari riuh bising kota. Saya tinggal di Anggeraja, ada Nona Wisata yang masyhur disana. Setiap minggunya, turis lokal dan mancanegara singgah dan mengabadikan momen disana.
Sebelum Remaja, saya sering keluar rumah, Orang-orang di Anggeraja mengenal dengan "Pasolle", bukan Pesolek yaa. Pesolek itu, setahuku orang yang pandai bersolek, merias diri. Sementara Pasolle' adalah dia yang selalu keluar rumah, jalan, nongkrong, tidak tau arah, di fikiran orang-orang tua begitu.
Ketika Remaja, Rahim aktif di berbagai kegiatan, terutama Domino di Pos Ronda. Bakatnya tidak jauh-jauh dari sebelum remaja, iya di Pos Ronda, Bola Ronda orang-orang Anggeraja menyebutnya.
Rahim suka berkumpul di Bola Ronda. Sebab, di Bola Ronda tidak ada susah di sana, makan ditanggung sekampung, asalkan ngeronda, WiFiNya juga Gratis, Walaupun dibayar Sama Warga, Sandinya tetap dipampang di Depan Bola Ronda, sama seperti di warkop-warkop.
Tapi, ketika WiFi di BR (bola ronda) terganggu. Rahim menggunakan WiFi sekolah yang tak Jauh dari BR.
"Ah, sekkenya ini tanta ee" Keluhnya pada ibu-ibu yang menjadi IT sekolah, di SMP Swasta dekat Bola Ronda.
Lupakan masalah WiFi, kita lanjut perkenalkan Rahim dahulu.
Rahim adalah anak yang cerdas. Di kelasnya dia tidak dapat nilai tinggi wkwkwkwkw. Tapi dia selalu ikut kegiatan yang sekolahnya ikuti. Dia cerdas tapi selalu menghimbau gurunya untuk tidak meng-anak emaskannya
Suatu ketika, saat setelah mengikuti olimpiade sains nasional.
"Jika karena kecerdasan ku, kita kasihkan ka nilai tinggi lupakan mi bu! " Kelakar Rahim.
Gurunya heran, masa ia ada Anak SMA berkata seperti ini, sebijak ini.
Sekarang, Rahim sedang kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual. Di "Universitas Oranye Unggul Mandiri". Tapi, Almamaternya Merah kebiru-biruan, Hampir mirip warna ungu lah. Agak lucu-lucu memang kampusnya, tapi Rahim tetap mencoba bangga Kuliah disana, Dengan segala masalah kampusnya, Rahim bertahan hidup dan berkembang disana.
Dari namaku , mungkin semua bisa mengenali saya seorang yang lahir dengan nama yang Muslim.
Saya menghabiskan waktu kecil bersama nenek, jauh dari riuh bising kota. Saya tinggal di Anggeraja, ada Nona Wisata yang masyhur disana. Setiap minggunya, turis lokal dan mancanegara singgah dan mengabadikan momen disana.
Sebelum Remaja, saya sering keluar rumah, Orang-orang di Anggeraja mengenal dengan "Pasolle", bukan Pesolek yaa. Pesolek itu, setahuku orang yang pandai bersolek, merias diri. Sementara Pasolle' adalah dia yang selalu keluar rumah, jalan, nongkrong, tidak tau arah, di fikiran orang-orang tua begitu.
Ketika Remaja, Rahim aktif di berbagai kegiatan, terutama Domino di Pos Ronda. Bakatnya tidak jauh-jauh dari sebelum remaja, iya di Pos Ronda, Bola Ronda orang-orang Anggeraja menyebutnya.
Rahim suka berkumpul di Bola Ronda. Sebab, di Bola Ronda tidak ada susah di sana, makan ditanggung sekampung, asalkan ngeronda, WiFiNya juga Gratis, Walaupun dibayar Sama Warga, Sandinya tetap dipampang di Depan Bola Ronda, sama seperti di warkop-warkop.
Tapi, ketika WiFi di BR (bola ronda) terganggu. Rahim menggunakan WiFi sekolah yang tak Jauh dari BR.
"Ah, sekkenya ini tanta ee" Keluhnya pada ibu-ibu yang menjadi IT sekolah, di SMP Swasta dekat Bola Ronda.
Lupakan masalah WiFi, kita lanjut perkenalkan Rahim dahulu.
Rahim adalah anak yang cerdas. Di kelasnya dia tidak dapat nilai tinggi wkwkwkwkw. Tapi dia selalu ikut kegiatan yang sekolahnya ikuti. Dia cerdas tapi selalu menghimbau gurunya untuk tidak meng-anak emaskannya
Suatu ketika, saat setelah mengikuti olimpiade sains nasional.
"Jika karena kecerdasan ku, kita kasihkan ka nilai tinggi lupakan mi bu! " Kelakar Rahim.
Gurunya heran, masa ia ada Anak SMA berkata seperti ini, sebijak ini.
Sekarang, Rahim sedang kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual. Di "Universitas Oranye Unggul Mandiri". Tapi, Almamaternya Merah kebiru-biruan, Hampir mirip warna ungu lah. Agak lucu-lucu memang kampusnya, tapi Rahim tetap mencoba bangga Kuliah disana, Dengan segala masalah kampusnya, Rahim bertahan hidup dan berkembang disana.
Yoiiii8 mennnnnn
BalasHapus