Langsung ke konten utama

Buttu Cui Yang Kurindukan Setiap Agustus

Buttu Cui adalah sebuah daerah di pinggiran kota Enrekang, hanya dengan menunjukkan di mana letak Masjid Agung Enrekang, maka kamu akan mendapat Buttu Cui. 

Saya adalah seorang pemuda yang sewaktu kecil membanggakan diri menjadi orang BTC (singkatan dari Buttu Cui), mungkin yang paling mendasari kebanggaanku ini adalah tim sepakbolanya, ada banyak legenda hidup sepakbola di daerahku ini, begitu juga setelah saya melihat beberapa album di rumah Bapak Rahul, bahwa dahulu hingar bingar kejayaan persepakbolaan Buttu Cui itu benar-benar ada.

Juga ada beberapa cerita dari senior-senior di BTC ini ketika mereka beralih dari anak ingusan ke masa remaja.

Terlepas dari itu semua, yang paling kurindukan adalah suasana 17 Agustusan di zamanku kecil, yang mana anak kecil sekarang yang seperti usiaku dulu mungkin tidak bisa merasakan kegemilangan, kehebohan, kegembiraan, kebersamaan, dan kebahagiaan pesta rakyat tahunan itu. 

Dahulu, setiap Agustusan tiba, ada gengsi, ada prestise yang dibawa setiap Lorong di Buttu Cui. Lorong Damai, Lorong Agung, Lorong Cinta, Lorong Kayangan, Lorong PU, sampai Lorong Sosial datang ke pesta Rakyat membawa kebahagiaan untuk merayakan kemerdekaan. 

Yang paling kuingat dari gelaran tersebut, adalah lomba-lombanya yang membuat anak Buttu Cui di zamanku, saling mengenal satu dan lainnya. Lomba-lomba itu pun beragam, dari kategori membawa nama sendiri, maupun membawa nama lorong masing-masing. Mulai dari kelompok usia anak-anak, remaja (kallolo na anaddara), sampai kategori orang tua (biasanya karaoke). Pasti sebagai warga Buttu Cui yang membaca ini, kenangan mu tentang Agustusan itu perlahan bangkit bukan? mungkin senyum-senyum sendiri mengingat latihan latihan sebelum bertanding. 

Salah satu yang seru dan kurindukan adalah bagaimana keseruan memanjat pinang, biasanya semua kegiatan perlombaan berhenti hanya untuk melihat keseruan kallolo kallolo bahu membahu memanjat pohon pinang dan mengambil sejumlah hadiah yang ada di puncaknya. 

Belum lagi lomba tarik tambang antar lorong. Tapi intinya semua lomba Agustusan dulu itu serasa ramai, seru, dan dirindukan. 

Tetapi zaman sekarang semakin berubah, mungkin masa kecilku sangat beruntung sebab banyak orang-orang dewasa yang peduli dengan keceriaan anak-anak seperti kami (dulu). 

Semoga pandemi segera berakhir kawan! 

Komentar