Langsung ke konten utama

Cerita Untuk Rahma

Halo Rahma, kapanpun kau membaca tulisan tentangmu di blog ini percayalah bahwa semua yang kutulis tentangmu di sini adalah dari hatiku, hati kecil yang amat besar rasanya kepadamu.

Untuk membuatmu sadar tentang keberadaanku akan selalu kuusahakan, juga membuatmu menerima bahwa saya ini memiliki perasaan selalu kuupayakan. Tenang, seperti inginmu saya tidak akan memaksamu menjadi kekasihku. Namun sebelum tulisan ini kutulis, jauh terlebih dahulu kau telah menjadi orang yang ku kasihi.

Tulisan pertama ini tidak akan panjang, akan kububuhi label/tag "Rahma" dalam setiap tulisanku untukmu. 

Saya menulis ini sembari melihat kau senyum di depanku, ini bukan senyum yang khayal, tapi memang setiap senyummu sekecil apapun kurekam di memoriku.

Entah sampai kapan tulisan tentang mu akan tamat.

Blog ini telah kurubah namanya dari Catatan Belajar menjadi Langit di Seberang Jalan.

Harapanku, tulisan ini tidak akan tamat.
Sesungguhnya saya menaruh rasa yang amat besar padamu, dengan sesungguh-sungguhnya rasa.

21 Juli


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buttu Cui Yang Kurindukan Setiap Agustus

Buttu Cui adalah sebuah daerah di pinggiran kota Enrekang, hanya dengan menunjukkan di mana letak Masjid Agung Enrekang, maka kamu akan mendapat Buttu Cui.  Saya adalah seorang pemuda yang sewaktu kecil membanggakan diri menjadi orang BTC (singkatan dari Buttu Cui), mungkin yang paling mendasari kebanggaanku ini adalah tim sepakbolanya, ada banyak legenda hidup sepakbola di daerahku ini, begitu juga setelah saya melihat beberapa album di rumah Bapak Rahul, bahwa dahulu hingar bingar kejayaan persepakbolaan Buttu Cui itu benar-benar ada. Juga ada beberapa cerita dari senior-senior di BTC ini ketika mereka beralih dari anak ingusan ke masa remaja. Terlepas dari itu semua, yang paling kurindukan adalah suasana 17 Agustusan di zamanku kecil, yang mana anak kecil sekarang yang seperti usiaku dulu mungkin tidak bisa merasakan kegemilangan, kehebohan, kegembiraan, kebersamaan, dan kebahagiaan pesta rakyat tahunan itu.  Dahulu, setiap Agustusan tiba, ada gengsi, ada prestise yang diba...